Alhamdulillah Tahun 2019 ini hampir setiap hari
saya menggunakan transportasi publik Kereta Rel Listrik (KRL Commuter Line) untuk berangkat kerja. Maka resmi sudah saya menjadi
AnKer (sebutan untuk Anak Kereta).
Setiap hari saya berangkat dari Stasiun Bogor menuju Stasiun Tanah Abang. Dari
stasiun Bogor sampai stasiun Tanah Abang sedikitnya kereta melewati 19 stasiun
yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 1.5 jam tergantung jumlah penumpang.
Semakin banyak penumpang maka kereta akan semakin lambat karena bobotnya yang
bertambah berat pun sebaliknya.
@hendrawan.pane |
Seperti sudah saya sampaikan diatas, bahwa dari
Bogor ke Tanah Abang melewati 19 stasiun. Di setiap stasiun kereta akan
berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Pagi hari nyaris tidak ada
penumpang yang turun sampai pada tujuannya di daerah Tebet, Cawang, Manggarai,
Sudirman sampai Tanah Abang atau penumpang baru akan turun pada stasiun ke 15
dari arah Bogor.
![]() |
Peta Rute KRL Jabodetabek. Gambar dari Google |
Disetiap stasiun sebelum itu penumpang akan
terus memaksa naik walau gerbong sudah penuh. Dorong-dorongan tidak
terhindarkan terutama pada saat kereta mulai berjalan dan mengerem. Keadaan di
jam sibuk diperparah dengan gerbong yang sumpek karena pendingin udara tidak
mampu lagi menyuplai udara segar untuk ribuan pasang lobang hidung didalam
sana. Bagi yang tidak kuat jangan coba2 naik pada jam2 sibuk.
Perlu diketahui, saya berangkat dari Stasiun
Bogor yang mana stasiun ini adalah stasiun KRL pertama dari arah selatan menuju
Jakarta. Kejadian berdiri dan pepet2an dapat dihindarkan kalau anda berangkat
dari stasiun ini. Karena stasiun pertama maka masih ada kesempatan anda untuk
duduk “jika beruntung” karena
terkadang gerbong sudah penuh mulai dari stasiun ini. jika beruntung,
pergunakan kesempatan itu untuk tidur. Selama tidak duduk di kursi prioritas
mungkin anda akan tetap duduk sampai stasiun tujuan anda (lagi2 jika beruntung) karena terkadang kita dibangunkan karena ada
penumpang yang lebih membutuhkan seperti orang lanjut usia, wanita hamil, dan
orang yang sakit (prioritas).
Gerbong di pagi hari dari arah Bogor. Jika beruntung bisa dapat tempat duduk lalu tidur |
Gerbong mulai penuh. Sudah banyak yang berdiri |
Cerita sedikit tentang penumpang prioritas.
Penumpang prioritas memang sudah disiapkan tempat duduk khusus yang ditandai
dengan kursi berwarna merah. Siapa penumpang prioritas? Yaitu orang yang sudah lanjut usia, wanita
hamil, penyandang cacat, dan ibu yang sedang membawa anak. Namum ada
juga pengguna yang merasa dirinya prioritas meski tidak masuk dalam kategori
diatas, seperti wanita PMS dan ibu2 paruh baya yang seakan ketika dia masuk
gerbong harus disediakan tempat duduk
Ibu2 militan ini bahkan tega membangunkan
penumpang lain yang sedang tidur hanya untuk bisa duduk tanpa memperdulikan
bagaimana rasanya baru bangun langsung disuruh berdiri (pengalaman pribadi)
*Saya akan ikhlas apabila si penumpang memang masuk dalam kelompok prioritas.
Himbanguan saya adalah “Apabila anda merasa
prioritas silahkan menuju tempat yang telah disediakan”. Kita semua punya
hak yang sama, terlebih ini adalah transportasi publik bukan kendaraan pribadi.
Terlepas dari itu semua semua ada suka dan
dukanya baik pengalaman senang maupun sedih. Berikut saya akan membagikan
beberapa pengalaman-pengalaman saya semenjak menjadi AnKer:
Saya dan 2 orang teman pernah diomelin oleh ibu-ibu
militan gara-gara kami bertiga duduk dan tertidur. Kemudian gerombolan ibu-ibu
ini masuk dari stasiun yang berbeda. Namanya lagi tidur ya gak tau dong ada
siapa aja disekitarnya. Kemudian salah satu dari ibu2 ini berkata dengan
nyaring “memang ya anak muda sekarang
gak peka sama yang lebih tua”. Sontak beberapa penumpang berusaha
membangunkan kami agar memberi tempat gerombolan ibu-ibu tersebut dan penumpang
lain menatap sinis seraya berkata dalam hati ‘mampus loe’.
Pernah juga pas lagi asik tidur. Karena punya
kaki yang lumayan panjang ada seorang cewe sampai mengangkangiku karena
tergencet oleh padatnya penumpang di pagi itu. Dia gak sengaja masuk kedalam selangkangan. Awalnya saya cuekin karena
masih mengantuk. Makin lama dia masuk semakin dalam. Saya terbangun gak berani
menatap wajahnya karena takut dia menjerit. Akhirnya saya berdiri dan memberikan
tempat duduk ke dia.
Kejadian lucu.
Sepulang kerja saya sudah berdiri melewati 15
atau 16 stasiun. Sebentar lagi sampai, gerbong sudah mulai sepi. Tempat duduk
mulai tersedia. Saya duduk dan tanpa sadar tertidur karena kelelahan. Sampai
pada akhirnya dibangunkan orang karena sudah sampai. Sejauh ini sudah 2 kali
saya alami.
Kejadian tak kala lucu juga sempat terjadi
ketika pulang kerja dari St Tanah Abang penumpang sudah penuh sesak. Kebiasaan
saya ketika naik kereta selalu menggunakan headset untuk mendengarkan lagu atau
podcast agar perjalanan tidak terasa. Saya lelah berdiri bersender, sikut2an
dengan penumpang lain agar tidak jatuh ketika kerena mulai berjalan atau
ngerem. Keadaan diluar hujan deras. Karena Lelah focus pun hilang ditambah
hujan yang bikin mager. Akhirnya dapat tempat duduk. Perasaan aneh pun
menghampiri “kok tumben nih berhentinya
lama, orang2 pada naik turun dengan santai gak buru2”. Ketika menengok
keluar ternyata sudah di St Bogor. Saya pun menertawakan diri sendiri.
Sepertinya setiap orang yang menggunakan transportasi umum akan selalu punya cerita
ditiap perjalanannya.
Sekian semoga bermanfaat. Apabila setuju dan ingin menambahkan silahkan ketik dikolom komentar dibawah. Wassalam
No comments:
Post a Comment