Friday 8 May 2020

Akibat COVID-19


 Siapa yang pernah ngebayangin harus cuci tangan tiap habis nyentuh sesuatu, membawa hand sanitizer, memakai masker, dan jaga jarak dengan orang lain. Apalagi untuk orang seperti saya yang hidupnya agak jorok dan sedikit mengabaikan tentang yang namanya kebersihan. Kepikiran aja nggak, apalagi sampai ngebayangin hal yang seperti itu. Namun, semuanya berubah saat Corona menyerang. Semua orang bersiap agar se-steril mungkin untuk menjaga agar si bangsat itu gak menempel di tubuh. Yaa.. termasuk Saya.
By the way, emang siapa sih si Corona itu? Corona atau Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) oleh WHO ditetapkan sebagai Pandemi. Apa itu Pandemi? Pandemi adalah sebuah epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua, dan umumnya menjangkiti banyak orang. Istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingkat keparahan suatu penyakit, melainkan hanya tingkat penyebarannya saja. (Sumber:Google). Dengan kata lain Corona dikategorikan sebagai Pandemi bukan karena keparahan suatu penyakit tapi karena penyebarannya yang sangat luas.

Sebagai orang yang dulunya gak terlalu peduli tentang kebersihan Saya akhirnya merasa resah. Keresahan Saya dimulai saat dibatasinya berbagai macam aktifitas diluar ruangan. Sebagai makhluk sosial kita diciptakan untuk bersosialisasi. Gimana mau bersosialisasi? bahkan beribadahpun kita dianjurkan untuk dirumah. Kita ada dimasa batuk seperti sesuatu yang sangat berdosa. Salah satu comedian mengatakan bahwa “Sekarang kentut lebih terhormat daripada batuk” iya emang bener sih, ini kerasa pas lagi ditempat kerja atau lagi ngumpul sama beberapa temen, pas batuk ada yang nyaut “woy corona woy” diikuti tatapan takut orang-orang sekitar. Padahal untuk seorang perokok batuk dikit karena keselek asap adalah sesuatu yang biasa terjadi. Semua karena si Corona, mikroorganisme tidak terlihat yang JAHAT.

Dulu waktu kuliah Saya pernah ngambil mata kuliah Mikrobiologi, yang setiap masuk Lab (Laboratorium) harus menggunakan peralatan khusus seperti Lab jaket, masker dan sarung tangan karet untuk mencegah hal-hal yang tidak diharapkan. Karena mahluk yang akan dihadapi ini adalah mahluk astral yang tidak kasat mata. Jangankan pakai mata telanjang, menggunakan mikroskop pun kadang Saya gak bisa ngelihat keberadaan makhluk itu. Kalau skala Lab yang kondisinya bisa dikontrol kita harus se-siap itu, gimana untuk skala global? Kita harus lebih siap lagi. Ini gak main-main, di Lab efek yang paling terasa kalau ceroboh yaitu gatal-gatal atau yang paling parah mencret (diare) apabila tertelan. Lah kalau Corona efek terburuknya adalah Kematian. Siapa yang gak takut? Masa masih gak peduli!!!

Diawal kemunculan Corona, Saya merasa orang-orang diluar sana terlalu lebay menyikapi virus ini. Karena pada saat itu Saya tidak terfikir kalau virus ini bakal sampai ke Indonesia apalagi mampir ke daerah Saya. Namun seiring berjalannya waktu akhirnya dia nyampe juga loh. Kegelisahan Saya memuncak ketika partner a.k.a pacar Saya yang seorang perawat menelfon sambil menangis karena dia akan dipindahkan ke ruang isolasi Corona disebuah Rumah Sakit tempatnya bekerja. Yang lebih mengerikan ketika terlontar kalimat "Bang kalau nanti ada yang positif kita gak akan bisa ketemu paling gak sampai akhir Juni" nah dari situlah Saya mulai sadar bahwa Saya tidak mau berpisah selama itu dengannya maka dari itu untuk melawan Corona kita bisa bersama-sama memulai untuk menjaga kebersihan mulai dari diri sendiri dan keluarga kita.

Selain hal diatas yang lebih menyeramkan dari Corona adalah Orang yang meninggal karenanya gak bisa dikuburkan oleh keluarga. Cara penguburannya harus sesuai Prosedur Covid-19, kasihan sih. Selama perawatan dalam karantina gak boleh dijenguk, pas meninggal pun kelaurga gak bisa menguburkan. Masih mau gak peduli!!! Kita tinggal ikutin panduan cuci tangan, menggunakan masker, tidak keluar rumah apabila tidak mendesak, konsumsi vitamin dll, untuk menjaga diri dan keluarga kita dari Corona.
Atas nama Pribadi sebagai masyarakat biasa yang ingin dunia kembali normal, Saya mengajak semuanya untuk mengikuti Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 dari Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan agar si bangsat ini cepat pergi dan kita bisa beraktifitas normal seperti sediakala. Aamiin
Ditulis dari Hati setelah berminggu-minggu bosan di rumah aja

No comments:

Post a Comment