Wednesday 31 October 2018

Menjadi Barista untuk diri sendiri

Belakangan trend kopi sudah merambah ke segala usia, mulai dari manusia tua sampai manusia muda. Semuanya ng-opi. Banyaknya peminum kopi berbanding lurus dengan menjamurnya tempat ngopi (lesehan, kantin, cafe, restauran, dll).
Menurut pengamatan saya, harga segelas kopi tergantung dari dimana kopi itu dijual bukan dimana kopi itu ditanam. Mulai dari kopi seharga Rp. 3000/gelas sampai ratusan ribu pergelas. Mulai dari kopi yang digunting sampai kopi yang digiling. Pilih mana? Tergantung selera. Tergantung dalamnya kantong.
Contoh: Kopi sachet yang dijual di pinggir jalan lebih murah berkali lipat daripada yang di cafe meskipun dengan merk dan cara seduh yang sama. Itu baru tentang kopi sachet, belum lagi dengan kopi yang benar-benar kopi. Yang digiling bukan digunting. 
Kopi sudah menjadi gaya hidup, apalagi bagi kaum milenial. "Belum hidup deh kalo belum ngopi" :Kata seorang milenial bernama Panji manusia milenium. Peminum kopi saya keategorikan menjadi 2 kelompok. kelompok pertama yaitu penikmat kopi. Bagi penikmat kopi, rasa kopi adalah yang utama. Kelompok kedua adalah kaum ikut-ikut ngopi. Bagi kelompok ini rasa kopi adalah nomor sekian, yang terpenting tempat kopinya cozy?, instagramable?, dan wi-fi nya kencang?. Kaum ini berlomba-lomba mencari tempat-tempat seperti itu cuma untuk nongkrong (biasanya setelah ngumpul siduk dengan HP masing-masing). Kopi? nanti dulu, yang penting wi-fi kencang (biar bisa main game) tempatnya bagus (biar bisa upload di instagram) baru order the coffe. Akhirnya kelompok ini bukan membayar kopi yang mereka pesan, tapi membayar biaya wi-fi, sewa gedung/ruko, dll di dalam segelas kopi. Hal itu lah yang membuat harga kopi itu mahal. Not the coffe but the place.

Gak semua tempat ngopi seperti itu, ada beberapa cafe atau kedai yang memang menjual kopi yang enak. Mereka jarang menjediakan wi-fi, biasanya tempatnya tidak terlalu besar, bersih, keren. Tujuannya adalah orang-orang yang datang kesana memang pingin ngopi dan ngobrol dengan teman-temannya. Harga segelas kopi mulai dari Rp. 15.000  sampai Rp.30.000/gelas. Worth it lah dengan rasa dan suasana yang didapat. Menurut Saya. Mungkin bagi kalian juga yang suka dengan kopi

Filosofi Kopi, Jakarta
Tidak masuk akalnya harga segelas kopi apalagi ditempat yang hanya menjual kopi sebagai gimmick. Membuat saya berfikir untuk mencoba bikin kopi sendiri "Menjadi Barista untuk diri sendiri". Bemodalkan Aeropress hadiah. Saya belajar cara menggunakannya. Awalnya pakai kopi bubuk, karena waktu itu belum punya grinder. Tapi sekarang sudah punya manual grinder. Kemudian beli biji kopi. Harganya mulai dari 50 ribuan untuk 200 gram. Dari alat-alat tersebut bisa jadi belasan gelas kopi. Ternyata menggiling kopi adalah sesuatu yang menenangkan
Rumah Kopi Ranin, Bogor
Mambuat kopi sendiri punya kenikmatan tersendiri. Bikin kopi sendiri seperti "Meditasi". Dengan ini Saya pribadi belajar bahwa segala sesuatu harus ada prosesnya. Tidak instan, namun ada yang instan.
Mulai dari memilih jenis kopi yang disuka. 
Menggiling biji kopi, biji yang pecah punya aroma yang bikin ngiler.
Kemudian menyeduh, menunggu blooming beberapa detik pada takaran air tertentu selanjutnya menambahkan air sampai takaran yang diinginkan hingga beberapa menit. 
hingga jadilah segelas kopi hasil racikan sendiri.
Enak??? Pasti. Buatan sendiri memang pasti enak.
Lemon8 Cafe, Bogor
Kopi Klotok, Cibanteng-Bogor
Upnormal, Bogor
Doctor Coffe, Dramaga-Bogor
Labolong, Tanjung Selor
Kopi Pusing, Kostan
Kopi Oplet, Kamar kost
Titik Labuh, Tanjung Selor
Kopi Sachet, Kantin BC IPB
Terminal O, Dramaga Bogor
Koling, Alun-alun Malioboro-Jogjakarta

Tempat-tempat diatas bukan sponsor. Tapi bisa sebagai rekomandasi untuk teman-teman semua.
Belum banyak memang tempat kopi yang dikunjungi. Boleh kasih saran dikolom komentar di bawah.
Sekian dari Saya orang yang cuma mau minum kopi.



No comments:

Post a Comment