Menunggu

Sebenarnya tulisan ini adalah rahasia antara si cewe dengan si cowo yang ditunggunya. Tapi sayang kalau tulisan sebagus ini cuma jadi "rahasia". Berhubung gue iseng dan supaya blog ini rame kembali, jadi gue kutip aja sedikit dari rahasia mereka.

Selamat malam, kamu.

Tepat seminggu yang lalu aku telah menunggu seorang laki-laki, dan aku bahagia. Aku ingin menebakmpikiranmu. Pasti dikepalamu timbul pertanyaan "apa istimewanya dari menunggu?"

Jika benar itu isi pikiranmu, maka ingin kubagi lagi beberapa rahasia lagi kepadamu.

Kebanyakan orang bilang menunggu itu adalah sesuatu yang melelahkan. Berada dalam 122 hari sejak aku mengenalmu, 122 hari berarti 2.928 jam atay 175.680 menit waktu yang dihabiskan dengan ketidakpastian kapan aku akan bertemu denganmu. Yaa, sebenarnya memang melelahkan. Memang siapa yang tidak lelah jika berhadapan dengan kondisi yang seperti ini?

Ah, dasar manusia. Dia terlalu egois. Maunya ditunggu, tanpa mau menunggu. Dan aku? Apakah aku termasuk manusia yang seperti itu? Kalau ku jawab tidak, mungkin aku sedang berbohong.

Disepanjang waktu yang kuhabiskan dengan ketidakpastian itu, aku sangat takut smartphonku kehabisan baterai atau pulsa dan paket data yang habis dan tidak bertemu dengan wifi gratis saat bepergian, karena bagiku menghubungimu jadi sulit sekali. Rasanya seperti kembali ke zaman batu saat tidak bisa memanfaatkan teknologi. Tapi untungnya aku selalu percaya dengan Tuhan, aku menghubungimu lewat Tuhan melalui doa sebagai media komunikasi tercanggih yang pernah ada.

Bahagiaku tepat seminggu yang lalu, meski awalnya aku tidak percaya dengamu, dan akhirnya kamu membuatku percaya. Tuhan ternyata telah menyampaikan pesan kepadamu. Tanggal xx xx xxxx jam 21.32 di jam tanganku, kamu datang dengan dagu diangkat, berjalan seperti orang yang ingin mengajak kelahi dan bermainkan tusuk gigi dimulutmu. Entah apa maksudnya datang dengan gaya seperti itu. Tapi aku suka. Entahlah. Seperti ada yang meracuni pikiranku, bahwa tidak ada hal buruk di dalam dirimu. Sekali lagi, entahlah. Yang aku tahu, waktu 122 hari yang aku habiskan untuk mengenalmu ternyata tidak sia-sia. Yang aku tau malam itu kamu mau datang untuk menemuiku.

Jadi sekarang apa kamu ingin tau apa istimewanya dari menunggu?

Hal bahagia dari menunggu adalah bertemu dengan objek yang ditunggu, dan itu kamu.

Kamu memang sudah pergi lagi, tanpa aku tau apa tanggapanmu setelah bertemu denganku. Tapi setidaknya aku belajar darimu tentang menunggu dan pergi.