Monday 5 March 2012

#kostgondrong



Gondrong = pria yg berambut panjang
Sebelumnya perkenalkan saya biawak jantan, saya seorang pengetik (karena cerita yang saya buat tidak lagi di tulis dengan tangan tetapi saya ketik) ini adalah cerita sambungan dari cerita versi #manusiasetengahgalau yang lain tentang kost gondong.
suasana angker di kost gondrong

Kostgondrong itu nama yang kami berikan kepada tempat kost kami selama kami praktikum.. sebenarnya nama kost tersebut adalah “Kost Setia Kawan”. Kami menyebut demikian karena ada hal-hal yang janggal yang kami alami selam tinggal disana yaitu setiap pagi selalu ada rambut yang berceceran di lantai. Awalnya kami pikir itu adalah rambut penghuni kost terdahulu yang rontok karena jarang keramas.. ternyata setiap kali habis di sapu besok paginya rambut itu datang kembali. Karena kami tidak tahu siapa yang empunya rambut maka kami bilang aja itu rambut si”Gondrong”.

Setelah membayar uang kost kepada empunya kita diberikan kunci kamar. Kamarnya tepat berada di ujung lorong.

Pintu kamar terbuka lebar.. ada sedikit cahaya yang keluar dari balik jendela kamar yang buram yang berukuran 50 x 20 cm. sumpek dan terasa panas ketika kita ber 2 masuk kedalam kamar karena jendela tadi tidak dapat dibuka. Kamar tersebut berukuran 3 x 4 m.. dan salah satu dari kami membuka pembicaraan
made            : ge, ini kamar yang akan kita tempati 1 bulan kedepan!
Putu  : iya ge, semoga kita betah (sambil menaroh tas yang kami bawa)
made            : panas ya ge?
Putu : apa pang lagi, pecahi aja tu jendelanya
made            : jangan, susah gantinya.
Putu : iya juga ya, gk jadi laa

Di dalam kamar fasilitas yang kami dapatkan hanya tilam tanpa seprai, sepasang bantal dan guling, sebuah lemari kecil, dan balon lampu 5 watt. Astaga sebuah fasilitas yang cukup lumayan mengingat harga kost yang cukup murah.
Sambil melihat-lihat kita membereskan barang-barang yang kami bawa agar tidak berhamburan.


Aaaauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu………………………………….ooo…
Malam pun tiba setelah melaksanakan ibadah sholat magrib kami berdua mencari makan sambil bererjalan dan akhirnya kita putuskan untuk makan di sebuah warung soto..
Putu              :Pak’ sotonya 2 yaa… sekalian sama teh es…
Pakle            ’           : makan disini?
Putu              : iya..
Pakle’           : tunggu sebentar mas.

Tak berapa lama pesanan kami pun datang dan tanpa basa basi kami langsung melahap semua benda yang ada didalam mangkok tersebut. Kurang dari 2 menit isi mangkok berubah menjadi kosong.. dan kita memutuskan untuk pulang.

Made            : berapa?
Pakle’           : 10 ribu mas…
Made membayar dengan uang 50 ribu karena dia pikir harga soto 10 ribu per mangkok.. dan pakle’ memberi kembalian 40 ribu. Ternyata made belum sadar kalau harga soto yang mereka makan hanya 5 ribu per mangkok + teh es..

Sesampinya di kost dia baru sadar dan bercerita kepada putu, dan mereka ber 2 tertawa karena harganya sangat murah… lain kalikalo kita makan disitu kita nambah yaa ujar putu sembari tertawa.Waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB kita ber 2 tertidur dengan pulas karena kecapean di perjalanan yang panjang..

Naaaah…. Kegelauan mulai menyelimuti hidup kami. Malam itu tepat pada malam jumat kami tertidur pulas, lampu 5 watt menerangi tidur kami. Petir menyambar dan hujan pun turun dengan derasnya…. Keadaan kamar semakin menyeramkan.. suhu kamarpun menjadi dingin.. prikitiww suara petir menyambar-nyambar suara katak yang dari tadi bernyayi tiba-tiba hilang ditelan suara petrir. Kita berdua masih tertidur dengan lelapnya dan ayam berkokok pagi pun datang kembali.. dan kita pun beraktifitas seperti biasa..

“Mohon maaf karena membuat anda takut”

No comments:

Post a Comment